Stress Berdarah
anibee.tv |
Jum’at menjelang tengah malam, diriku
terus menekuri laptop yang sudah menyala dari sore hari. Ku kesampingkan rasa
lapar dan haus waktu itu. Malam ini, harus ada beberapa tugas yang aku
selesaikan. Setidaknya ada 3 tugas yang memeras otak malam itu. Salahku juga
karena manajemen waktu yang keliru. Karena terlalu sering menunda-nunda waktu
pengerjaannya, hingga saat adanya tugas tambahan yang mendadak harus selesai
saat itu juga seperti tadi, aku keteteran, limbung, linglung, bingung.
Ketika aku pikirkan untuk mengerjakan
tugas yang satu, tiba-tiba aku terpikir
tugas yang lain. Ketika aku ingin mengerjakan tugas lain itu, aku
kembali teringat tugas yang satunya lagi. Begitu seterusnya hingga kebingungan
benar-benar menampar-nampar otakku. Hatiku menjerit di tengah malam itu. Tak mungkin
aku menangis karena tak ada hasil apapun yang aku dapatkan dengannya. Aku hanya
bisa memegangi keningku untuk beberapa saat. Pusing. Benar-benar kurasakan
pusing di kepalaku ini.
Setelah berusaha meyakinkan diri tentang
tugas mana dahulu yang harus kukerjakan. Melalui perdebatan hebat otak dan
perasaan. Akhirnya kuputuskan untuk mengerjakan salah satu tugas malam itu.
Baru setelah tugas itu selesai aku akan mengerjakan tugas yang lainnya. Malam
itu juga. Di aliran waktu yang sama sebelum muncul matahari. Biarlah aku tak
merasakan hangatnya selimut dan nikmatnya menutup mata kali ini.
Lewat tengah malam, dengan kondisi pilek
aku terus berusaha meggerakkan jari menekan tuts-tuts keyboard berprosesor AMD
A8 milikku. Tiba-tiba kurasakan ada benda cair yang keluar dari hidungku.
Kusangka itu hanya lendir yang memang biasa mencair ketika flu.
Tapi ini lebih encer…
Apa ini?
Kuambil sapu tangan yang kusimpan dekat dengan
tubuhku.
Namun sebelum ku sentuhkan sapu tangan itu ke
hidungku, benda cair itu terlanjur menetes keluar dari hidungku. Menyentuh
bagian dari kakiku yang kulipat.
Warnanya merah.
Itu darah.
~~~
tosemada.com, mimisan anterior dan posterior |
Mimisan. Ya malam itu aku mimisan akibat
–kurasa– stress yang mendera otakku. Menjilati selaput-selaput penyimpanan
memoriku. Tapi apakah benar stress dapat menyebabkan mimisan? Setelah mengalami
hal itu kucoba mencari tahu apakah benar stress dapat menyebabkan mimisan, dan
inilah beberapa hal yang kudapat.
Dari situs alodokter.com, menurutnya mimisan atau
epitaksis dalam istilah kedokteran adalah proses pendarahan yang terjadi di
daerah hidung. Darah bisa keluar dari salah satu maupun kedua hidung dalam
waktu yang berbeda-beda, mulai dari beberapa detik sampai lebih dari 5 menit. Mimisan terbagi menjadi dua jenis, yaitu anterior
atau mimisan yang terjadi dari bagian depan hidung dan posterior atau bagian
belakang hidung. Namun kebanyakan mimisan yang terjadi adalah di bagian depan
atau anterior dan hanya dari salah satu lubang hidung.
Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai
hal. Faktor pemicunya dapat berupa penggunaan obat-obatan, keturunan, hingga
penyakit. Beberapa di antaranya adalah:
·
Proses buang ingus
yang terlalu kencang.
·
Tidak sengaja
melukai dinding hidung saat mengorek hidung.
·
Udara yang kering
dan dingin. Lapisan dalam hidung yang kering menjadikannya lebih rentan terluka
dan terinfeksi.
·
Bentuk hidung yang
bengkok, misalnya karena keturunan atau cedera.
·
Sinusitis akut
atau kronis.
·
Penggunaan
obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, antikoagulan, atau obat pelega hidung
yang berlebihan.
·
Iritasi akibat
senyawa kimia, misalnya amonia.
·
Penggunaan
obat-obatan terlarang, seperti menghirup kokain.
·
Operasi hidung.
·
Tumor pada rongga
hidung.
·
Kelainan pada
kemampuan pembekuan darah, misalnya hemofilia.
Setelah melakukan pencarian informasi
lebih lanjut ternyata ada fakta yang cukup memuaskan rasa ingin tahuku.
Health.detik.com dalam salah satu artikelnya membahas tentang hubungan antara
stress dengan mimisan. Ternyata memang epitaksis atau mimisan ini bisa juga
terjadi akibat tekanan atau stress.
Kondisi semacam ini, umumnya kerap
terjadi pada orang-orang dengan struktur dinding pembuluh darah yang rapuh.
Sehingga saat orang yang bersangkutan merasa capek dan stres, maka pembuluh darahnya
menjadi mudah pecah, inilah yang memicu mimisan.
Sebuah artikel yang diterbitkan
dalam British Medical Journal di tahun 2011 pun menyebutkan alasan di balik hal
ini. Menurut peneliti, saat tubuh manusia berada di bawah tekanan atau stres,
sirkulasi darahnya secara otomatis akan naik.
Karena peningkatan sirkulasi darah
itu tadi, tekanan darah juga ikut melonjak sehingga pembuluh darah menjadi
rentan mengalami gangguan. Masalahnya, pembuluh darah yang ada di hidung
merupakan salah satu yang paling rapuh dan rentan terhadap kenaikan tekanan
tadi. Itulah mengapa stres sedikit saja dapat memicu terjadinya mimisan.
Yang mengkhawatirkan adalah stres yang tidak tertangani dengan baik akan membuat tekanan darah menjadi tidak sehat, dan ini sifatnya seperti lingkaran setan. Padahal gangguan pada tekanan darah dapat mengakibatkan beragam penyakit, mulai dari stroke, serangan jantung, hingga disfungsi ereksi.
Yang mengkhawatirkan adalah stres yang tidak tertangani dengan baik akan membuat tekanan darah menjadi tidak sehat, dan ini sifatnya seperti lingkaran setan. Padahal gangguan pada tekanan darah dapat mengakibatkan beragam penyakit, mulai dari stroke, serangan jantung, hingga disfungsi ereksi.
Hal ini diamini Kepala Divisi
Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr Em Yunir,
SpPD-KEMD. Menurutnya, stres dapat merangsang peningkatan hormone stress dalam
tubuh.
"Stres itu ada dua, yakni stres akut dan
stres kronis. Stres akut akan mereda setelah masalah terselesaikan dan pikiran
kembali normal. Tapi bila masalah yang ada membuat rasa stres ini muncul cukup
lama, bahkan sampai berbulan-bulan, maka situasi inilah yang disebut stres
kronis, dan inilah yang kemudian bisa menimbulkan berbagai risiko
penyakit," paparnya.
Mengapa begitu? dr Yunir menuding lonjakan hormon stres atau biasa disebut kortisol itulah penyebabnya. Hormon ini telah dikenal luas sebagai pemicu gangguan tubuh, apalagi bila jumlahnya dibiarkan meningkat dalam waktu lama tadi. Salah satu kondisi berbahaya yang disebabkan peningkatan kortisol adalah kenaikan gula darah.
Mengapa begitu? dr Yunir menuding lonjakan hormon stres atau biasa disebut kortisol itulah penyebabnya. Hormon ini telah dikenal luas sebagai pemicu gangguan tubuh, apalagi bila jumlahnya dibiarkan meningkat dalam waktu lama tadi. Salah satu kondisi berbahaya yang disebabkan peningkatan kortisol adalah kenaikan gula darah.
"Untuk mengantisipasi stres,
cari cara untuk meredam. Jangan sampai stres mempengaruhi emosi. Kalau tidak
nanti hormonnya semakin tinggi," pungkasnya.
Artikel-artikel tersebut cukup membuka mataku tentang mimisan yang terjadi padaku Jum,at malam waktu itu. Ku sebut kejadian ini sebagai puncak tertinggi stress pada tingkatan kewarasan. Semoga tak mengalaminya lagi.
Stress Berdarah
Reviewed by Zyadikus
on
08.31
Rating: 5