Beberapa hari yang lalu aku terlibat percakapan dengan seorang teman. Saat itu aku sedang merasa sedikit kesal karena temanku yang lain menunjukkan sifat egoisnya.

Berikut kutipan percakapanku dengannya:

Dia:     “terkadang, masalah adalah cara terbaik untuk mengenal siapa diri kita yang sebenarnya”

Aku:    “mungkin memang cara tebaik melihat kepribadian seseorang, ketika dalam masalah, tekanan”

Dia:     “yah itu benar, baru keliatan yang sebenarnya”

Aku:    “tapi kalo bener itu sifat asli. Banyak orang yang egois ternyata ya?”

Dia:     “ya, tiap orang emang punya ego, yang gak punya Cuma malaikat"

Kemudian aku mulai berpikir adanya kejanggalan disana. Dalam percakapan itu jelas sekali yang dimaksudkan "sifat asli" olehku dan temanku adalah karakter atau kepribadian seseorang. Memang benar setiap manusia memiliki ego, tapi jika kita anggap bahwa sifat asli atau karakter manusia kebanyakan adalah egois kurasa itu hal yang keliru.

Seseorang sering terlihat baik tetapi ketika ia merasa tertekan, sifat buruknya muncul. Jika sifat aslinya memang buruk lalu kenapa ia lebih banyak menunjukkan sifat baiknya? Terlalu lama bagi seseorang untuk terus berada si balik topeng. Kemudian, setelah tekanan itu hilang ia kembali ke sifat baiknya.

Apakah adil jika salah satu sifat negatif seseorang ketika menghadapi masalah kita asumsikan sebagai sifat aslinya? Kurasa itu tidak adil sama sekali.

Egois, sedih, ingin kesenangan, marah, cinta bahkan cemburu, itu adalah beberapa perasaan atau sifat yang setiap orang pasti memilikinya, bisa dikatakan itu adalah sifat-sifat dasar manusia.

Sifat dasar? Apa bedanya dengan sifat asli?

Dalam KBBI, sifat diartikan sebagai rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda. Sedangkan karakter/kepribadian ialah  tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.

Gordon W. Allport—salah seorang doktor Psikologi—dalam teori kepribadiannya mengemukakan tentang struktur dari kepribadian seseorang, ia menjelaskan perbedaan konsep sesuai tingkat cakupannya dari apa yang disebut sifat (Trait), kebiasaan (Habit), sikap (Attitude), hingga tipe (type) kepribadiannya.

Dari sedikit pemaparan diatas, jelas dikatakan bahwa sifat dasar dan sifat asli atau kepribadian itu adalah hal yang berbeda. Sifat asli adalah kumpulan dari sifat-sifat dasar manusia. Jadi kita tidak akan bisa menilai seperti apa kepribadiannya, jika hanya melihat salah satu sifat dasarnya saja.

Jadi, apakah tekanan atau masalah bisa memunculkan sifat asli seseorang?

Kupikir jawabannya sudah sangat jelas.

Jawabannya “Ya.”

Ya, jika yang dimaksud adalah sifat. Namun jika yang dimaksud “sifat asli” disini adalah karakter atau kepribadian, jawabannya jelas TIDAK!

Jika seseorang tertekan dan menjadi egois, cenderung untuk menyelamatkan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum membantu orang lain, kemudian kita katakan dia egois. Kita salah. Karena pada nyatanya jika kita pada posisi mereka, kita pasti akan melakukan hal yang sama. Hal yang jadi dominan disini hanyaalah salah satu sifat dasar manusia, yang semua manusia pasti memilikinya. Sedangkan kepribadian sifat aslinya? Kita belum bisa tahu.

Kesimpulannya—versi gue—sifat asli manusia itu seperti kue, seperti masakan. Hal itu adalah gabungan dari sifat-sifat dasar manusia yang menjadi satu. Seperti kue yang juga memiliki bahan-bahan dasar untuk membuatnya. Dan jika kita bilang kue itu aslinya adalah tepung, maka kita tak sepenuhnya benar karena ada banyak bahan lain yang melengkapi tepung hingga menjadi kue. Dia kue bukan tepung.